Tidak ada satu kata pun yang dapat mengutarakan perasaanku saat ini. Seluruh kekacauan yang terjadi membuatku tidak tahu harus berbuat apa. Aku bisa saja mengabaikan ini semua dan tetap melanjutkan segalanya sesuai rencanaku. Tapi apakah aku bisa melakukannya dengan tenang? Tanpa rasa resah dan bersalah? Bagaimana pun juga Riemu sudah berada di tangan mafia Rusia. Apakah kukejar saja dia? Ke Rusia? Tapi Rusia bukan sebuah negara kecil. Bahkan mencarinya di stasiun saja aku tidak bisa.
Handphoneku berbunyi lagi dan kini sebuah pesan kuterima. Pengirimnya dari Dennis, saudara kembarku. Meskipun kami adalah saudara kembar kami memiliki kehidupan yang berbeda. Dennis hidup layaknya orang biasa. Dia berkeluarga dan kini sudah memiliki seorang anak. Dia juga menjadi salah satu direktur muda di sebuah perusahaan asing. Aku tidak tahu jelas perusahaan apa itu dan apa yang ia kerjakan di sana. Tapi yang kutahu dia sangat kaya, tidak seperti aku.
Pesan itu begitu singkat dan membuatku sangat terkejut.
"Aku menunggumu di Bandara Suvarnabhumi. Leen sudah memberitahuku."
Dengan segala upayaku mulai dari membuka peta digital dan bertanya penduduk dengan mengatakan Suvarnabhumi, aku pun segara bergegas ke sana. Aku tidak tahu mengapa aku langsung seperti ini. Aku hanya dapat percaya kalau Dennis akan membantuku. Semua kekacauan ini membuatku tidak dapat lagi berpikir jernih. Tidak ada jaminan maupun pernyataan Dennis akan membawaku ke Rusia. Tapi aku tahu dia akan membawaku ke sana.
Benar dugaanku, pria yang berwajah mirip denganku itu langsung bangkit dari bangku di lobby ketika melihat kedatanganku. "Ayo kita pergi ke Rusia," adalah kalimat yang pertama diucapkannya kepadaku.
"Kenapa?" tanyaku.
"Kenapa?" Dennis terlihat kebingungan saat balik bertanya, "Memang mau bagaimana lagi kau bisa segera ke sana?"
"Kenapa kau selalu tahu?" tanyaku mulai kesal. "Kenapa kau selalu tahu tentang apa yang telah terjadi? Bahkan kadang kau juga tahu apa yang akan terjadi. Kenapa kau mengenal Leen? Kau tidak pernah bercerita apa-apa kepadaku dan setelah bertahun-tahun kita tidak berjumpa kau bahkan langsung mengajakku ke Rusia." Setiap kata yang kuucapkan semakin membuatku melangkah menghampirinya dan nada bicaraku juga semakin meninggi.
"Aku sudah memberitahumu," jawab Dennis pelan.
"Ha?" aku tidak jelas mendengar perkataannya.
"Aku akan menjelaskan tentang Leen di pesawat. Sekarang kita harus pergi dulu ke Rusia kalau kau memang masih ingin melihat gadis itu," kata Dennis sambil berbalik kemudian berjalan seakan menuntun jalan menuju pesawatnya.
"Riemu? Bagaimana kau bisa tahu tentangnya?"
Dennis tidak menjawab dan hanya berjalan. Aku pun terpaksa mengikutinya tanpa pertanyaan lebih lanjut.
Pesawat yang kami gunakan adalah sebuah pesawat kecil. Aku langsung duduk di dalam, sementara Dennis masuk ke ruangan pilot. Ketika ia kembali dari sana, pesawat pun segera bergerak untuk lepas landas. Tak bisa kupercaya pesawat itu hanya berisikan kami berdua sebagai penumpang.
"Ini adalah pesawat dari perusahaan tempat aku berkerja, keren bukan?"
"Ini bukan saatnya untuk itu."
"Kau terlalu serius Daniel," ucap Dennis sedikit menggerutu, "Baiklah, sesuai janjiku aku akan memberitahumu. Aku bekerja di perusahaan yang sama dengan Leen. Mungkin logo ini akan membuatmu lebih jelas."
Daniel menunjukan sebuah lencana dengan simbol yang pernah aku lihat sebelumnya. Simbol yang sama dengan sarung pisau yang kutemukan. Setelah melihat ekspresi terkejutku, Dennis pun mempertegas dugaanku. "Ya, aku bekerja dengan mafia Rusia, begitu juga dengan Leen."
Aku tidak dapat berkata-kata, tapi semua itu memperjelas mengapa ia sangat kaya. "Tapi tentang Riemu?"
"Aku ingin memberitahumu di masa ini, tapi sepertinya lebih baik jika dia yang memberitahumu."
"Apa maksudmu di masa ini? Tadi kau juga mengatakan kau sudah memberitahuku. Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"
"Yang aku ingin katakan sekarang hanyalah selamat tidur saudara kembarku," ujar Dennis sambil tersenyum.
BRUK! Sebuah benturan keras terjadi di belakang leherku. Rasa yang begitu sakit dari gerakan yang cepat itu membuat tubuhku lumpuh seketika. Aku pun tak sadarkan diri.
alternative link download